Menua



Bulan tak nampak malam ini,
Bintang seperti tak ingin menunjukkan dirinya,
Mendung telah menutupi sinarnya,
Menghalanginya hingga sampai ke bumi,

Di desaku tak begitu berarti
apakah bulan bersinar atau sembunyi,
sebab lampu-lampu telah mengalahkan sinarnya
dan membuat kami terperdaya,

pemuda dan pemudi,
saling bertukar canda menikmati malam,
mengacuhkan orang tua mereka yang sibuk dengan acara televisi,
melepaskan kekangan tradisi atas nama modernisasi,

kakekku duduk di emperan rumah,
ditemani segelas kopi dengan keretek hasil lintingan sendiri,
berkali-kali dihisapnya asap tembakau sambil sesekali bergumam,
“ternyata moral juga ikut menua sepertiku”
“dia telah renta dan dilupakan para manusia”
“lalu menunggu waktu kapan ajal akan menjemputnya”

Aku hanya berdiri tepat di belakang kakekku,
Sambil ku pijit pundaknya yang berulang kali pegal-linu,

Dan hatiku tak henti-hentinya mengutuk diriku sendiri,
Aku ini bagian dari moral yang menua,

Blitar, 8 Mei 2016

0 komentar: