Sejarah Masuknya Agama-Agama ke Indonesia

A. Pembawa Agama Islam ke Indonesia

Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang pembawa agama Islam di Indonesia, yaitu sebagai berikut,
a. Teori Persia
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Persia yang didasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita Cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatra bagian Barat.
b. Teori Gujarat

Teori Gujarat menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Gujarat yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari India yaitu para pedagang Gujarat selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
c. Teori Arab
Teori Arab menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para bangsa-bangsa yang menyebarkan Islam di Nusantara dengan yang terdapat pada masyarakat Hadramaut.

B. Sejarah Agama Kristen di Indonesia
a. Sebelum Kolonialisme Belanda
Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ke-7 di Sumatera Utara. Kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia.
b. Saat Kolonialisme Belanda
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534, di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547. Namun ketika Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda mengusir misionari-misionari Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed Church), sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.
Perkembangan Kekristenan di Indonesia pada jaman itu cukup lambat. Hal ini dikarenakan ajaran Calvinist merupakan aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman Alkitab yang mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum ada yang berbahasa Indonesia (bahasa Belanda). Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung penyebaran agama yang dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri. Setelah pengaruh VOC mulai tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai memperbolehkan penyebaran agama dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tidak memaksa pemeluknya untuk mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan perijinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di Sumatera pada tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah.
C. Pembawa Agama Hindu Budha
Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya membawa barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka sehingga menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, hal ini terjadi sekitar abad ke 3 sampai 4 masehi menurut kitab Mahaniddesa.
D. Sejarah Agama Konghucu di Indonesia
1883 – Boen Tjhiang Soe (Wen Chang Shi), setelah dibangun kembali pada tahun 1906 yang kemudian menjadi Boen Bio (Wen Miao) Jl.Kapasan No. 131 Surabaya. Oleh pihak Belanda disebut “Gredja Boen Bio atau Geredja Khonghoetjoe (de kerk van Confucius). Dewasa ini sebagai tempat ibadah umat Agama Khonghucu Indonesia. Dibina oleh MAKIN – Majelis Agama Khonghucu Indonesia Surabaya.
1886 – diterbitkan kitab Hikayat Khonghucu, disusun oleh Lie Kim Hok.
1900 – terjemahan Kitab Thay Hak (Da Xue, Ajaran Besar) dan Tiong Yong (Zhong Yong, Tengah Sempurna) disusun oleh Tan Ging Tiong.
1897 – SoeSie (Si Shu, Empat Kitab) terjemahan Toean Njio Tjoen Ean dicetak di Ambon.
17 Maret 1900 – 20 pemimpin Tionghoa mendirikan lembaga sosial kemasyarakatan Khonghucu yang disebut Tiong Hoa Hwee Kwan (Zhong Hua Hui Guan) yang bermaksud memurnikan Agama dan menghapuskan sinkretisme.
E. Agama Katolik di Indonesia
Ada dugaan bahwa agama Kristen sudah sampai ke Indonesia lebih seribu tahun lalu. Tetapi data sejarah yang ada mengungkapkan bahwa agama Kristen masuk ke Indonesia bersamaan dengan datangnya bangsa barat pada Abad XVI. Kemudia orang Indonesia mulai masuk Kristen kali pertama di Maluku, oleh pekerjaan imam Gereja Roma Katolikyang datang bersama pedagang Portugis. Pada masa itu terjadi persaingan antar kekuatan politik,dengan bangsa belanda yang notabennya Kristen Protestan. Persaingan itu akhirnya dimenagkan oleh Belanda dengan perusahaan dagang VOC. Pihak portugis terusir meninggalkan jemaat-jemaat Roma Katolik yang kemudian besarnya diprotestankan. Setelah peristiwa ini, kemudian Gereja Protestanlah yang lebih pesat perkembangannya di Indonesia.
Pada abad XVIII VOC bangkrut dan membubarkan diri yang diakibatkan karena korupsi pegawainya. Kemudian pemerintah kolonial menangani secara langsung kehidupan umat Kristen dengan membentuk suatu gereja Protestan pemerintah-Inische Kerrk- tepatnya pada tahun 1835. Dari Inische Kerrk inilah lahir Gereja-gereja Etnis yang besar di Indonesia bagian Timur, yaitu Gereja Masehi Injili Minahasa, gereja Protestan Maluku, dan Gereja Masehi Injili di Timor. Jemaat-jemaat lainya tergabung dalam satu sinode tersendiri, yaitu Gereja protestan di Indonesia bagian Barat.
Meskipun demikian, ternyata perlahan tapi pasti gereja katolikpun masih ikut berkembang dan masih eksis sampai sekarang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah gereja katolik yangterdapat di 33 (34) wilayah di Indonesia. Dengan lebih kurang lima juta anggota Gereja.
Sumber :
Artikel dari Wikipedia.org dan dari berbagai sumber.

0 komentar: