1. Gunung Rokatenda
Gunung Rokatenda |
Letusan terhebat terjadi pada 4 Agustus - 25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palu'e saat itu sebanyak 266 jiwa.
Letusan kembali terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak. Lokasi letusan berada di lereng tubuh kubah lava tahun 1981, sebelah barat laut dengan ukuran lubang letusan 30 x 40 meter. Tidak ada korban jiwa dalam letusan tersebut.
Pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan aktivitasnya sehingga status siaga ditetapkan.
Pada 10 Agustus 2013, Gunung Rokatenda kembali meletus. 8 orang meninggal sementara 3000 orang dievakuasi.
2. Gunung Lokon
Gunung Lokon |
Pada tahun 2011,
Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.
Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado. Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.
Saat ini status Gunung Lokon adalah SIAGA terhitung sejak 24 Juli 2011.
3. Gunung Karangetang
Gunung Karangetang |
Pada bulan Agustus 2007 terjadi letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung berapi.
Gunung Karangetang terakhir meletus pada tahun 2010 dan 2011. dan sejak tanggal 03 September 2013 Gunung Karangetang berstatus SIAGA.
4. Gunung Kelud
Gunung Kelud dengan Kubah Lava 2007 di tengah |
Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.[1] Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei[2]), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya dan akhirnya membentuk kubah lava seperti saat ini. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Pada 2 februari 2014, PVMBG meningkatkat status gung kelud ke status WASPADA atau level 2. Hal ini didasarkan pada peningkatan aktivitas kegempaan sebulan terakhir. Baru-baru ini, terhitung sejak tanggal 10 februari 2014, status gunung kelud meningkat menjadi SIAGA atau level 3.
Demikian ringkasan daari 4 gunung berstatus SIAGA di Indonesia.
sumber: http://www.wikipedia.org/
0 komentar:
Posting Komentar