4 Gunung dengan Status SIAGA di Indonesia

Seperti yang telah diberitakan baru-baru ini bahwa gunung kelud yang berada di perbatasan kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab. Malang ditingkatkan statusnya menjadi SIAGA atau level 3. Selain Kelud, masih ada 3 gunung lainnya di Indonesia yang bersatus serupa. Berikut selengkapnya:


1. Gunung Rokatenda
Gunung Rokatenda
Gunung Rokatenda, atau juga disebut Gunung Paluweh, adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Pulau Palu'e, sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung yang bertipe strato ini merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palu'e dengan ketinggian 875 meter. Gunung ini secara geografis terletak di koordinat 121° 42' bujur timur and 8° 19' lintang selatan.
Letusan terhebat terjadi pada 4 Agustus - 25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palu'e saat itu sebanyak 266 jiwa.
Letusan kembali terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak. Lokasi letusan berada di lereng tubuh kubah lava tahun 1981, sebelah barat laut dengan ukuran lubang letusan 30 x 40 meter. Tidak ada korban jiwa dalam letusan tersebut.
Pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan aktivitasnya sehingga status siaga ditetapkan.
Pada 10 Agustus 2013, Gunung Rokatenda kembali meletus. 8 orang meninggal sementara 3000 orang dievakuasi.

2. Gunung Lokon
Gunung Lokon
Gunung Lokon adalah sebuah gunung di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m. Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibukota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat daya kota. Letusan gunung lokon yang tercatat adalah pada tahun 1951, 1991, 2001, dan terakhir tahun 2011.
Pada tahun 2011,
Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.
Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado. Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.
Saat ini status Gunung Lokon adalah SIAGA terhitung sejak 24 Juli 2011.

3.  Gunung Karangetang
Gunung Karangetang
Gunung Karangetang (dikenal juga dengan nama Api Siau) adalah gunung berapi yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara, Indonesia tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.[1] Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Pada letusan gunung Karangetang tahun 1997 menewaskan 3 orang.
Pada bulan Agustus 2007 terjadi letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung berapi.
Gunung Karangetang terakhir meletus pada tahun 2010 dan 2011. dan sejak tanggal 03 September 2013 Gunung Karangetang berstatus SIAGA.

4. Gunung Kelud
Gunung Kelud dengan Kubah Lava 2007 di tengah
Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.[1] Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei[2]), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya dan akhirnya membentuk kubah lava seperti saat ini. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Pada 2 februari 2014, PVMBG meningkatkat status gung kelud ke status WASPADA atau level 2. Hal ini didasarkan pada peningkatan aktivitas kegempaan sebulan terakhir. Baru-baru ini, terhitung sejak tanggal  10 februari 2014, status gunung kelud meningkat menjadi SIAGA atau level 3.


Demikian ringkasan daari 4 gunung berstatus SIAGA di Indonesia.
sumber: http://www.wikipedia.org/



0 komentar: