Apa yang Mau Kami Makan ?

Aku ternganga dalam sang waktu
terbelalak sudah bola mataku
tercengang dan terbeku, sejenak..
membuatku mati sekarat
gersang sudah raga ini
hilang sudah jiwa sang matahari
apa yang mau kami makan?
neraca buaian telah sirna
mengharap jahanam datang merenggutnya
namun tak kunjung datang juga
dan sedetik kemudian
aku tak tahu kemana
lisan dan intiku lenyap

apa yang mau kami makan?
tutur sapa dan mahligai alunan kata
menguap di indahnya kobaran bangkai
mencair ditengah dinginnya ngarai
kini sang jahanam telah datang
merenggut semua alunan mesra
tarian jiwa, raga, dan alam terlena

apa yang mau kami makan?
aku hanya pasrah saja
toh tak ada asa untuknya
tak ada jahanam lagi baginya
karena ia adalah sang jahanam
diatas teras megah dunianya
tertawa melihatku terkulai tak berdaya

hai kau...
kau yang di sana
ya.. kau..
beri kami setitik nila
ataupun berlian dan intan permata
walau sebiji sawi saja
tak apa..
kami tak mau terjebak diulah kalian
kami hanya ingin sebuah kepastian
dari untaian tanya yang tak berkesudahan
“Apa yang mau kami makan ?”

                                                       
Rifqi A’zhom M
Malang, 12 April 2011

0 komentar: